BERITA PALSU YANG MENGANDUNG UNSUR KEBOHONGAN DAN FITNAH TERHADAP BAPAK GEMBALA SIDANG PDT YESAYA PARIADJI
”Ahok adalah orang yang jauh dari kasih TUHAN YESUS, ucapanya mencerminkan perangai kebusukan dibalik orang orang banyak, ia bersembunyi dibalik pembela’an kata kata membela hak-hak rakyat, namun mengumbar kata kata busuk yang tidak pantas didengar oleh anak anak Tuhan, jika ingin menjadi pemimpin Yang tegas tidak harus berkata kata seperti itu, contoh saja dua gubernur terdahulu Ali Sadikin dan Sutioso berkat jasa kedua pemimpin tersebutlah jakarta jadi lebih baik, kawasan penghijauan jakartapun terealisasikan, sarana masal transportasi busway pun dicanangkan, kepercayaan investor asing pun bergeliat, bahkan pembatasan bajajpun terlaksanakan, Alisadikin dan sutioso mereka adalah pemimpin yang tegas, cakap dan tidak korup namun mereka tidak pernah mengumbar kata kata binatang” Tutur pemimpin dalam sidang jemaat keagamaan Gereja tiberias ini sa’at diwawancarai oleh Harian Republika, minggu 22 maret 2015 lalu.
sejauh ini gubernur jakarta Basuki tjahaya purnama alias ahok memang selalu melemparkan kata kata kasar dan tidak pantas untuk di dengar anak anak negeri ini, mulai dari ucapan; ”nenek lo, pesundal pesundal, brengsek, serta bajingan kerap kali terucap dan disorot berbagai media massa di tanah air.
”jika ahok tidak mampu memimpin ibu kota, maka mundur saja, tidak usah berkata kata kotor, ahok harus mencontoh presiden pertama kita sekalipun ia adalah seorang muslim, beliau dengan gagahnya mampu membangun negeri ini dari aceh hingga papua dengan tegasnya,namun sekalipun ia tidak pernah berkata kata ”brengsek, nenek lo, dan bajingan” tambah Pdt Yesaya pariadji dengan nada bersemangat. Dirangkum dalam berbagai sumber
HarianRepublika.com
1. Jika Anda melihat, tulisan ini sebenarnya bukalah dikeluarkan oleh harian Republika, tetapi menggunakan wordpress. Jadi tulisan ini bukanlah tulisan jurnalisme.
2. Pdt. Pariadji tidak berurusan dengan politik praktis. Bahkan Jemaat Tiberias bisa mengetahui bahwa tulisan diatas sama sekali bukan gaya bahasa Pdt Pariadji. Pdt. Pariadji hanya memiliki tugas dan berita yang ingin disebarkan yaitu untuk mengajarkan Jemaat tentang kuasa Perjamuan Kudus dan Minyak Urapan. Inilah yang selalu dibahas dalam khotbahnya.
3. Pdt Pariadji tidak pernah melakukan wawancara dengan wartawan manapun dalam rangka memberikan statement tentang politik. Khususnya saat ini, urusan media diserahkan kepada juru bicara GTI, yaitu Pdt. Gideon Simanjuntak. Dan Pdt Gideon juga mengklarifikasi bahwa tidak ada wawancara yang dilakukan dengan harian/koran apapun.
3. Pdt Pariadji tidak pernah melakukan wawancara dengan wartawan manapun dalam rangka memberikan statement tentang politik. Khususnya saat ini, urusan media diserahkan kepada juru bicara GTI, yaitu Pdt. Gideon Simanjuntak. Dan Pdt Gideon juga mengklarifikasi bahwa tidak ada wawancara yang dilakukan dengan harian/koran apapun.
4. Harian Republika (yang asli) mengeluarkan statement, yaitu
5. Harian Republika yang asli ini juga mengatakan bahwa nama penulis blog ini adalah "Margaretha Mangunsong". Dan orang tersebut tidak ada hubungannya dengan Harian Republika.
6. Harian Republika bahkan akan mengajukan tuntutan hukum kepada penulis berita palsu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar